Wake up fuck! We're not even done yet...

Sebetulnya, quote itu adalah milik James Hetfield, frontman Metallica yang biasa diteriakkannya ketika audiens konser mulai menurun. Tapi ...



Sebetulnya, quote itu adalah milik James Hetfield, frontman Metallica yang biasa diteriakkannya ketika audiens konser mulai menurun. Tapi entah kenapa kata-kata tersebut yang selalu terngiang di benak para tifosi Milan setelah kemenangan 2-0 di kandang Bayern Munich semalam. Sebelum pertandingan, banyak hal yang membuat hasil tersebut serasa mimpi. Faktor terbesar tentu saja dua gol Daniel Van Buyten pada laga pertama di San Siro yang berkesudahan 2-2. Ini membuat Milan harus menang atau seri dengan mencetak 3 gol atau lebih untuk bisa lolos. Yang membuat makin berat, tentu saja hal itu harus dilakukan mereka di Allianz Arena nan megah, kandang Bayern Munich yang didesain oleh biro arsitek dunia Herzog De Meuron.

Sebelum semalam, saya termasuk di antara sekian fans yang mungkin melupakan prinsip ultras untuk selalu mendukung, selalu berdiri dan selalu berjuang sesulit apapun kondisi yang dihadapi klub.

Tetapi, sepakbola mengajarkan untuk meraih mimpi dengan kerja keras. Banyak hal yang sepertinya susah tetapi mampu dilakukan di sepakbola, termasuk lolosnya Milan untuk kali keempat dalam 5 tahun terakhir ke semifinal pentas antarklub nomor wahid sejagad ini. Milan memberi tamparan kepada semua yang meragukan mereka melalui bukti di atas lapangan. Dua gol yang dicetak oleh Clarence Seedorf serta Filippo Inzaghi membenamkan Bayern Munich untuk kesekian kalinya tersandung di kaki klub Italia. Milan membuktikan masih bisa meneruskan kibaran bendera klub-klub Italia, dan masih berambisi untuk melaju.

Dan kerja keras jualah etos yang selalu diperagakan kapten Milan, Paolo Maldini untuk menentukan dimana petualangan karir Eropa akan berakhir. Semula, pers Jerman selalu menanyakan apabila pertandingan di Allianz semalam adalah pertandingan terakhir Maldini di Eropa. Maldini, yang musim depan mungkin pensiun, tampaknya belum rela apabila karir cemerlangnya sebagai jendral pasukan Lombardia tersebut hanya berakhir di semifinal. Dan kapan perjalanan Milan berakhir? Maldinilah yang akan membesut targetnya untuk berdiri sebagai juara dari laga di Athena Mei nanti sebagai pencapaian akhirnya.

Sebelum ke sana, Milan akan menghadapi rombongan klub Inggris yang menguasai semifinal, di mana pers selalu mengagungkan tahun ini sebagai tahunnya Premiership. Bahkan jauh-jauh hari, ketika Liverpool, Chelsea dan Man United maju ke perempatfinal, beberapa media sudah berani sesumbar jika Trofi Liga Champions akan jatuh ke tanah Inggris. Kemenangan fantastis wakil-wakil English Premier League (EPL) memang semakin memberatkan klaim tersebut, terutama pembantaian atas wakil Italia lainnya, AS Roma oleh Man United dengan skor telak 7-1. Satu tempat di final memang sudah dipastikan jatah untuk klub Inggris ketika Liverpool dan Chelsea saling berebut untuk ke Athena.

Tetapi tampaknya media Inggris sangat mengecilkan kemungkinan sandungan dari negara lain, dalam hal ini Milan. Pasukan Milan, tentu saja akan juga bertarung atas nama Eropa Kontinental, terutama nama baik Liga Italia yang tercemar oleh skandal Calciopoli, pembantaian Roma dan sinisme media Inggris. Tidak akan mudah bagi klub-klub Inggris untuk mendapatkan trofi Liga Champions. Setidaknya Milan akan menjadi seperti Leonidas dalam film "300", yang akan mengganjal atau membuat berdarah klub-klub Inggris. Maldini adalah Leonidas, pemimpin kharismatis yang akan menciptakan karakter pejuang di sekeliling skuad Milan untuk membendung invasi Inggris. Atau bahkan Milan malah akan menancapkan tonggak S.P.Q.R* seperti halnya pasukan Romawi masa lalu di tanah Inggris dengan membungkam ambisi klub-klub Inggris?

Satu hal yang jelas, atas ambisi dan klaim klub EPL menggapai trofi Liga Champions, Milanisti dan squaddra Rossonero akan berkata: "Come and get them!". Laju Milan belum akan terhenti saat ini...they're not fucking done yet!

Forza Milan!

*| Senatus Populusque Romanus - The Senat and People of Rome: lazim digunakan oleh bangsa Romawi sebagai "motto", termasuk untuk mengklaim tanah-tanah jajahan.

Related

football 1590823858147154978

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item