Reuni Seattle Sound

Eddie Vedder dan Chris Cornell dalam reuni Temple of the Dog di show ketiga LA. (Karen Loria/Flickr) Gibson Amphitheatre, Universal Cit...


Eddie Vedder dan Chris Cornell dalam reuni Temple of the Dog di show ketiga LA. (Karen Loria/Flickr)


Gibson Amphitheatre, Universal City
Oct 6, 2009

Ini masih tentang statistik. Dan bagi yang membaca postingan statistik ketika Pearl Jam mengawali rangkaian 4 konser di Los Angeles (Universal City), saya menuliskan sedikit nostalgia 19 tahun silam tatkala segerombolan anak muda dari Seattle mencoba menaklukkan kota yang dulu dianggap sebagai Mekkah-nya musik dunia. Pearl Jam masih "nebeng" dengan Alice in Chains dan Soundgarden kala itu, untuk tur dari bar ke bar di LA. Dan saya melakukan quantum leap, sedikit terharu dan bangga ketika 19 tahun berselang, Pearl Jam mampu sold out arena untuk empat kali pertunjukan, sementara Alice in Chains mengisi penuh Fillmore Theatre di San Francisco, sama-sama di negara bagian Kalifornia.

Saya sempat menuliskan juga di prolog setlist kemarin, (lagi-lagi) mengenai nostalgia tentang awal 90-an kala Perry Farrell bergabung bersama Pearl Jam menyanyikan lagu Jane's Addiction di depan penonton festival Austin City Limits, Texas.

Saya sedikit bergetar ketika membaca apa yang ada di forum Pearl Jam hari ini. Di situ tertera jelas dua highlight konser ketiga Pearl Jam di LA (6 Oktober 2009). Ben Harper dan String Quartet masih menjadi tamu, namun ada dua makhluk spesial lagi yang mewarnai konser ke-19 Pearl Jam selama 2009 ini.

CHRIS CORNELL dan JERRY CANTRELL...on stage with Pearl Jam!

Tiba-tiba, seluruh dunia berputar di depan saya, terlipat lagi menuju dekade 90-an, namun bukan di 1990 yang merana bagi trio asal Seattle tersebut, alih-alih dua tahun di depannya yang notabene adalah era penaklukkan. Apakah itu terulang lagi tahun ini? Chris merilis Scream awal tahun ini, meski sering dicerca para penggemar "grunge" sebagai album pop (he doesn't need to prove any). Alice in Chains reuni, dan meski Layne would be missed, namun Jerry Cantrell adalah pilarnya. Selama si gitaris gondrong masih ada, Chains masih tetap Chains. Album Black Gives Way to Blue adalah buktinya. Dan tentu saja, last but definitely not least, Pearl Jam mengibarkan Backspacer.

Ketika fondasi (yang dulu juga memperkuat Singles-nya Cameron Crowe) itu dipersatukan lagi, maka sah saja bahwa ini adalah penguatan pendapat bahwa "tren akan berdaur". Mengutip kata Robi Navicula di interview majalah Rolling Stone Indonesia: "Grunge akan menjadi retro".

Saat saya mengumpulkan lagi "anjing-anjing yang hilang" - begitu kata Eko Prabowo - pada 2003, tak pernah terbersit dalam pikiran saya bahwa trio Seattle yang dulu tunggang langgang bersama mendirikan pilar Seattle Sound pada 1990-an tersebut akan bersatu lagi. Chris memang sempat reuni dengan Temple of the Dog dalam sebuah konser amal di Los Angeles (Santa Barbara, 2003), namun Jerry Cantrell seolah menghilang semenjak Alice in Chains mulai ogah-ogahan di medio 90-an. And I just can't fucking believe it, that they're onstage! Now, in 2009!

Hanya bagian minor memang, Chris mengisi Hunger Strike, sementara Jerry menggantikan Stone Gossard menyajikan Alive. Tapi siapa yang tahu suasana backstage?

Kini saya harus percaya, bahwa mereka yang (dulu) ada di Seattle pada tahun 1990 pasti tengah menyiapkan lebih dari sekedar vigil memperingati 20 tahun masa Space Needle menjadi barometer musik dunia, pada 2010 nanti. Setidaknya oleh Pearl Jam, yang telah mendatangkan Perry Farrell, Chris Cornell dan Jerry Cantrell.

There's something big coming...

Related

pearl jam 3310427331064145117

Posting Komentar Default Comments

1 komentar

ipul mengatakan...

yeah...There's something big coming...I can feel it...

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item