Perbaikan Pengucapan

Untuk beberapa yang menganggap "medok" bisa mengganggu percaya diri... Kolega saya pernah berkeluh kesah. Salah satu kliennya...


Untuk beberapa yang menganggap "medok" bisa mengganggu percaya diri...

Kolega saya pernah berkeluh kesah. Salah satu kliennya mengidentifikasi dengan logat bicaranya yang beraksen kental Jawa. Atau dalam istilah lain "medok". Ia cukup rendah diri dengan kenyataan tersebut, mengingat 12 tahun sudah masa hidupnya dijalani di ibukota.

Memang, dalam pendapat saya, gaya bicaranya memang medok. Meski tak ada yang salah dengan hal itu (apalagi saya sama-sama berasal dari Jawa), namun untuk beberapa kasus, kentalnya aksen seperti ini akan terasa mengganggu. Utamanya ketika ia memaksakan berbicara bahasa pragmatis Jakarta. Yaitu Bahasa Indonesia yang dimodifikasi dengan asupan Melayu, Betawi, dan sebagainya. Ambil contoh penggunaan kata ganti pertama dan kedua, gue dan lu, yang memang lazim dipakai warga ibukota. Saya sendiri menggunakannya untuk berbahasa pragmatis sehari-hari.

Pengucapan bahasa pragmatis di Jakarta cenderung melayang dan cepat. Kontras tentunya dengan pengucapan bahasa Jawa yang lebih pelan dan dalam (dalam fonem). Inilah yang menyebabkan banyak kasus medok ini terjadi pada orang Jawa.

Nah, saya memiliki sedikit tips untuk membuat medok ini menjadi sesuatu yang tak mengganggu. Yang pertama, cobalah berbicara dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan memaksakan diri menggunakan istilah-istilah urban macam "Sumpeh lo?", atau yang berlogat daerah lain seperti "Kagak mungkin". Ganti saja dengan Bahasa Indonesia standar "Oh ya?" atau "Tidak mungkin". Gunakan "saya" dan "kamu" (atau lebih aman lagi menyebut nama) sebagai pengganti "gue" dan "lu". Penggunaan ini akan memperhalus fonem menekan pada orang-orang yang medok.

Yang kedua, cobalah berbicara lebih pelan. Berbicara dengan kecepatan yang tidak biasa malah bisa menyebabkan salah ucap. Berbahasa mempunyai koneksi dengan kemampuan otak mengeluarkan leksika-leksika berkomunikasi. Banyak kasus pada orang medok yang memaksa berbicara cepat malah spontan mengeluarkan istilah dalam bahasa daerah. Kadang, dalam forum resmi bisa sedikit memalukan. Nah, untuk mencegahnya, cobalah berbicara lebih pelan (dalam segi kecepatan, bukan volume).

Yang terakhir, latih fonem Anda dengan memerhatikan sekitar Anda. Ambil contoh terbaik dari pengucapan yang Anda anggap paling oke sebagai "template". Tirukan secara perlahan, dan praktikkan mulai dari orang-orang terdekat. Bila makin lancar, maka kepercayaan diri Anda juga akan meninggi untuk menggunakan logat baru sebagai cara berkomunikasi pragmatis.

Bagaimanapun, jangan merasa bahwa medok membuat Anda rendah diri. Medok adalah bagian dari logat, dimana semua bahasa memilikinya. Orang Perancis memiliki aksen khusus yang selalu terbawa ketika mereka berbicara dalam bahasa lain. Orang Inggris bagian utara (dan Skotlandia) juga memiliki logat bahasa Inggris aneh, yang bagi orang selatan Inggris sering diolok-olok. Namun, di kuping orang asing, bahasa mereka tampak unik malah. Aksen mereka malah jadi salah satu aset identitas yang dijaga.

Selalu ingat, inti dari komunikasi adalah kedua belah pihak saling paham dengan maknanya. Bila hal itu tercapai, maka sisi lainnya hanya masalah preferensi dan kenyamanan.

Related

STICKY 8749427165362085455

Posting Komentar Default Comments

3 komentar

Unknown mengatakan...

aku wes 8 th yo tetep medok men...tp kadang malah dikiro wong padang. wkwkwkwkkw

Anonim mengatakan...

lah aku, ga bisa madura dikira madura..
diliat muka dikira sunda ,..

pas ngomong bahasa daerah yg keluar jawa timuran..

Anonim mengatakan...

Kata kalo mau menghilangkan medok harus bs bahasa inggris..
Bahasa inggris ku ud pake accents UK-UK an tapi isih wae medhok pas ngomong indonesia...

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item