Kala Antagonis Hampir Menyusul

Episode akhir pemilihan presiden (pilpres) ini mengingatkan saya kepada dua hal. Film Megamind dan Wreck It Ralph. Pada film Megamind, ...


Episode akhir pemilihan presiden (pilpres) ini mengingatkan saya kepada dua hal. Film Megamind dan Wreck It Ralph.

Pada film Megamind, dikisahkan villain alias penjahat yang berusaha mendapatkan kepercayaan bahwa ia juga bisa menyelamatkan dunia. Well, jalan ceritanya tak semulus itu. Yang jelas, ia terus diperbandingkan dengan superhero ganteng (yang bahkan suaranya juga diisi Brad Pitt). Modal apa ia akan meyakinkan orang bahwa ia berniat baik? Wajah jahat. Imej apalagi.

Masih dari dunia animasi, Wreck It Ralph juga mengungkapkan kebosanan Ralph menjadi bad guy dalam sebuah gim. Protagonisnya adalah Felix, dan ia yang dikenal sebagai villain juga tentunya tidak diterima oleh "rakyat" alias karakter peasant yang ada dalam gim. It's another story how bad guy want to cross the line.

In many way, saya selalu berpikir (mungkin bagian dari teknik pencitraan yang canggih) bahwa pilpres kali ini as easy as cheesy Hollywood movie. Ada protagonis, kandidat dari rakyat, sederhana, dan menggemari heavy metal! Too good to be true. Lawannya adalah antagonis, eks militer, punya riwayat buruk dan dikenal tempramen. Mengutip meme yang beredar ketika sang protagonis dinobatkan sebagai capres, mending calon lain ke laut saja. No chance. Apalagi ketika resmi dibuka, pertarungan menampilkan dua kandidat dengan polar paling ekstrim seperti Galadriel melawan Sauron. Protagonis melawan antagonis. Mestinya ini pekerjaan public relation yang gampang.

Saya membayangkan pekerjaan PR di kubu yang tercitra antagonis. Bagaimana overturn citra itu jadi bekal simpati massa untuk memilihnya, di luar mesin partai yang bekerja? Bagi saya, itu adalah pekerjaan luar biasa. Bila meniliki riwayat pencitraan, opini publik atas kandidat protagonis sesungguhnya selalu melorot. 8 Januari, Kompas menerbitkan survei kepemimpinan yang menempatkan Joko Widodo dengan angka popularitas 43,5%. Sementara Prabowo Subianto hanya meraih 11,1% hanya selisih dua persen dari godmother Jokowi, Megawati Sukarnoputri.

Ketika Februari PDI Perjuangan merilis kandidasi Jokowi jelang pemilu legislatif, mereka memprediksi akan meraih 30% suara. Tetapi hasil pilleg memaksa partai banteng itu merubah strategi ketika mereka hanya mendapatkan 19% suara. Gerindra dengan Prabowo? Konstan sekitar 11%, sama dengan angka popular vote Prabowo di awal tahun.

Melalui serangkaian kampanye, dari lembaga survei yang kredibel (setidaknya yang hasil quick count-nya akurat), gap suara antara Jokowi dan Prabowo selalu terkikis hingga puncaknya adalah marjin 4-5% tepat seminggu sebelum pelaksanaan pilpres. Salah satu lembaga survei sudah ada yang gatel ingin mempublikasikan hasil survei terakhir, tetapi terkendala masa tenang.

So, hasil akhir pilpres tak jauh dari survei terakhir yang dilakukan. Di luar segala hiruk-pikuk, saya angkat topi dengan kinerja PR dari capres nomor urut satu. Saya sangsi black campaign berpengaruh masif terhadap korosi suara dari Jokowi. Sebaliknya, saya berpendapat makin banyak orang yang berhasil diyakinkan bahwa citra antagonis Prabowo itu tak menghalangi mereka berharap ada goodwill darinya. Kembali saya teringat dengan Megamind dan Ralph. Upaya mengubah persepsi itu susah dan butuh aksi heroik yang rasanya hanya terjadi di film. Dalam bahasa dunia nyata, butuh waktu panjang.

Well, strategi timeline adalah bagian dari PR. Jadi, kini rakyat Indonesia telah bersabda, dengan selisih sekitar 5% (atau nominal 5 juta suara). Ini selisih yang lumayan ketat, layaknya gim bola yang dimenangkan dengan margin satu gol. Tetapi pilpres adalah ikhtiar yang mungkin memecah bangsa. Segembira apapun, ada 47% bagian yang memilih untuk tidak setuju dengan otoritas yang nantinya akan memimpin Indonesia hingga 2019. Sepertinya bagian itu terlewat dari euforia pesta yang saya tangkap di media sosial.

Ekses dari hasil itu kan panjang. Mungkin hingga 2019 mendatang. Bahwa Indonesia nyaris terbelah sempurna.

Related

random notes 7300220617781188855

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item