JIFFest Highlight

Sebentar lagi, hajatan tahunan Jakarta International Film Festival, atau JIFFest segera bergulir. Menyimak antusiasme tahun lalu yang luar ...


Sebentar lagi, hajatan tahunan Jakarta International Film Festival, atau JIFFest segera bergulir. Menyimak antusiasme tahun lalu yang luar biasa, bisa jadi untuk helatan tahun ini animo masyarakat juga akan tinggi. Deretan film siap dibawa parade yang sudah 8 tahun mengadakan screening.

Tahun lalu, penyelenggaraan dibuka dengan film Alejandro Gonzales Innaritu berjudul "Babel" yang turut dibintangi oleh Brad Pitt dan Cate Blanchett. Sekarang, film animasi yang diangkat dari grafis novel laris, "Persepolis" akan membuka gelaran yang berlangsung 7-16 Desember 2007 itu.

Setelah Persepolis, tak kurang dari 120 judul film lain siap menanti. Hanya saja, jangan kaget jika JIFFest tahun ini turut tertular virus perfilman nasional yang hobi dengan kegiatan menakut-nakuti pemirsa. Dari daftar itinerari yang telah ditampilkan, JIFFest tahun bisa dibilang sebagai ajang re-screening film produksi nasional yang telah tayang di bioskop sepanjang 2007. Dominasi film lokal mainstream, yang notabene banyak dihuni para hantu turut bergentayangan di ajang yang katanya internasional tersebut.

Sayang memang, padahal kehadiran JIFFest (harusnya) bisa membuka keran kreatifitas untuk film-film yang "gagal" bersaing dengan parade setan dan kuntilanak.
However, jangan biarkan iblis-iblis lokal tersebut membunuh antusiasme Anda. Masih ada beberapa film berkualitas yang turut terbawa oleh parade screening yang diadakan di beberapa tempat di Jakarta. Saya akan coba memberi saran delapan film yang jangan sampai Anda lewatkan.

4 Months, 3 Weeks and 2 Days
Film ini masuk nominasi European Film Awards 2007. Berlatar pada masa-masa akhir diktator komunis Rumania, Nicolae Ceausescu, dua orang mahasiswi berusaha mengaborsi janin yang ada dalam kandungan salah satu dari mereka. Mereka berdua meminta bantuan seorang "dukun aborsi" di sebuah hotel di pinggir Bukarest untuk melakukan praktik yang membahayakan jiwa.

Setting
film ini kuat bercerita, yang menyebabkan diganjarnya anugerah Palm D'Or dari Festival Film Cannes. Film ini juga menuai respon positif dari beberapa media. Sementara, di Rumania sendiri, tema dan angle yang diambil oleh Cristian Mungiu, sang sutradara dan penulis cerita, merupakan avant garde dari perfilman Rumania pada era liberalisme.

Film ini bisa disaksikan di Djakarta Theater XXI pada
8, 12 dan 14 Desember.

Elizabeth: The Golden Age
Cate Blanchett berperan sebagai Ratu Elizabeth I di masa Inggris Tudor, di mana persaingan dagang dengan negara lain tengah sengit menyusul politik merkantilisme. Elizabeth I harus berjuang mengurusi negara Inggris di bawah ancaman konspirasi sepupunya sendiri, Mary dengan kroni dari rival, Spanyol. Sementara itu prahara pelik turut mengancam Elizabeth buntut dari roman antara dirinya dengan Sir Walter Raleigh.

Highlight dari film ini adalah akting Blanchett yang sangat maksimal dalam menghayati perannya sebagai Ratu Inggris tersebut.

Dengan dukungan cast yang menonjol, antara lain Clive Owen dan Geoffry Rush, harusnya film besutan Shekhar Kapur ini menyita animo pada screening yang digelar 8, 9 dan 16 Desember di Djakarta Theater XXI.

Into the Wild
Resensinya sudah pernah dibahas di blog ini. Silahkan browse ke sini.

Film garapan Sean Penn ini akan ditayangkan pada
8, 10 dan 16 Desember di Djakarta Theater XXI.

No Country for Old Men
Film ini disutradarai oleh Coen Brothers. Bagi yang suka dengan penggarapan model "O Brother Where Art Thou", jangan lewatkan adaptasi novel pemenang Pullitzer karya Cormac McCarthy. Tommy Lee Jones akan berhadapan dengan Josh Brolin, mantan pujaan remaja yang dulu dikenal dengan perannya sebagai Jimmy Hitchcock dalam serial "Young Riders" (tayang di RCTI pada awal 90-an). Josh berperan sebagai Llewlyn Moss, pemburu yang berada di tempat dan waktu yang salah sehingga menyebabkan dirinya berurusan dengan sheriff setempat.

Film yang turut dibintangi Woody Harrelson ini akan diputar pada 9, 11, dan 13 Desember di Djakarta Theater XXI.

Persepolis
Diangkat dari novel grafis karya Marjane Satrapi. Bercerita tentang masa kecil Marjane yang di antaranya melewati periode kelam perang Iran-Irak. Marjane berusaha menyampaikan perbedaan pandangan antara kaum fundamentalis dengan padangan liberal melalui penengah Persepolis yang merupakan bangunan peninggalan kejayaan Persia kuno. Film ini merupakan produksi Perancis, dengan pengisi suara antara lain menampilkan atris terkenal, Catherine Deneuve. Mengaca pada kualitas grafis novelnya, film animasi ini patut ditunggu.

Persepolis ditayangkan di pembukaan JIFFest tanggal
9 dan 13 Desember di Djakarta Theater XXI dan Blitz.

Requiem
Bagi yang suka horror dan tengah jengah dengan parade suster ngesot, bisa dipertimbangkan menonton Exorcist ala Jerman ini.

Requiem bercerita tentang mahasiswi bernama Michaela yang ditengarai mengidap epilepsi. Tetapi beberapa peristiwa aneh lantas membuat satu diagnosa seram dari pendeta muda yang menyatakan Michaela tengah dirasuki oleh enam setan. Maka, perjuangan mengenyahkan "penyakit" tersebut dimulai. Sandra Hueller berperan sebagai Michaela dalam film produksi 2006 yang disutradarai oleh Hans Christian Schmid.

Requiem akan tayang pada 9, 14 dan 16 Desember di Goethe Haus.

The Namesake
Film ini merupakan adaptasi dari novel Jhumpa Lahiri berjudul sama. Berkisah tentang seorang keturunan India bernama Gogol yang penasaran dengan namanya dan merunut balik latar belakang penyebab orang tuanya memberi nama yang aneh tersebut.

Gogol menemukan kisah luar biasa kedua orang tuanya, yang bermigrasi dari India ke Amerika. Versi filmnya disutradari sutradara perempuan Mira Nair yang memang handal dalam mengeksploitasi drama.

The Namesake direncanakan tayang pada
9, 10 dan 13 Desember di Djakarta Theater XI.

PS
: The Namesake mengambil lagu "Once" dari Pearl Jam sebagai salah satu soundtrack.

The US vs John Lennon
Penggemar kultur musik tentu tidak akan melewatkan film dokumenter tentang pentolan The Beatles yang meninggal ditembak fans-nya tersebut. Film ini bercerita tentang kiprah Lennon di Amerika Serikat, negeri yang ditinggalinya pasca memutuskan hidup bersama Yoko Ono dan meninggalkan the Fab Four.

Hidup Lennon banyak diwarnai protes dan demo terhadap kebijakan luar negeri AS, sehingga menyebabkan dirinya menjadi figur pemberontak bagi negara yang tengah mengalami rekonsiliasi pasca perang Vietnam.

Jangan lewatkan aksi musisi yang namanya diabadikan sebagai nama bandara di kota Liverpool tersebut di Djakarta Theater XXI pada 9 dan 16 Desember.

Visit JIFFest website at http://www.jiffest.org

Related

recent issues 6640378093878043608

Posting Komentar Default Comments

6 komentar

Astri mengatakan...

The Namesake dah keluar VCDnya. Bagus, kalo suka menyelami masalah gegar budaya. Memperkaya jiwa. tapi bukunya masih lebih OK ;)

Herru Suwandi mengatakan...

kapan ya mas di surabaya ada event seperti itu. Kompas mungkin mau menyeponsori :-)

Helman Taofani mengatakan...

@Astri:
Buku emang cenderung lebih oke, karena fantasi yang timbul sebagian besar merupakan preferensi yang cocok dengan subjektifitas kita. Selain itu, lebih leluasa bertutur melalui beratus halaman timbang dimampatkan jadi dua jam.

@Herru:
Biasanya ada tuh JIFFest Roadshow di beberapa kota. Cuman ya pasti berjarak dari JIFFest sebenernya. Trus film yang dibawa juga film-film independen/dokumenter. Jagoan macam "Into the Wild", "Elizabeth" dll gitu udah dipesen sama jaringan bioskop komersial.

Ms Mushroom mengatakan...

Namesake ya? barusan aku ngeliat di Odiva, secara review dirimu selalu oke, jadi tertarik juga untuk liat.

Anonim mengatakan...

iye...daftar filem-film itu kayaknya asik tuh...john lennon vs US. i'm not a big fan of lennon, but maybe kita-kita nanti bikin soal pearl jam vs us jg ya

hahahahah kunjungan balasan

Helman Taofani mengatakan...

The US vs John Lennon udah ada tuh DVD Original versi murahnya (15 ribuan). Lumaayn buat koleksi.

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item