Curiosity Can Kill

Minggu, 13 Juli lampau, Gina dan saya browse ke toko buku Toga Mas di daerah Pucang yang baru buka beberapa bulan ini. Kebetulan ada pro...



Minggu, 13 Juli lampau, Gina dan saya browse ke toko buku Toga Mas di daerah Pucang yang baru buka beberapa bulan ini. Kebetulan ada promo soft-opening yang menarik. Di antaranya diskon besar beberapa buku "usang".


Kebetulan besar adalah ketika di sebuah rak diskon saya menemukan buku yang saya cari sejak September tahun lalu. Waktu itu, Sean Penn tengah merilis film yang berjudul "Into the Wild", kisah tentang petualangan tragis pemuda bernama Chris McCandless, yang tewas di pedalaman Alaska, setelah memulai petualangan di alam liar berbulan-bulan sebelumnya. McCandless meninggalkan peradaban, harta dan titel sarjana-nya untuk mencari aufklarung melalui alam semesta.

Sean Penn menggubah skenario film berdasar buku berjudul sama yang disusun Jon Krakauer (terbit pada 1995 - McCandless meninggal pada Agustus 1993). Versi Indonesianya terbit pada tahun 2005. Jadi, pada 2007 rasanya buku memang sudah menghilang dari stok. Saya beruntung bisa beroleh buku tersebut dengan setengah harga. Beberapa catatan yang menarik dari buku "Into the Wild" tersebut di antaranya:

...McCandless ingat tanggalnya karena dia sendiri berulang tahun tujuh hari sebelumnya: Usianya genap dua puluh empat tahun pada 12 Februari. (Bab: Anza-Borrego, Hal: 128)

Okei...saya lahir juga pada 12 Februari. Pencarian tak berujung pada tokoh-tokoh yang lahir 12 Februari sejauh ini baru terbatas pada Abraham Lincoln (dengan kematian yang tak kalah mengenaskan dengan McCandless) serta Christina Ricci.

Ketika Walt dan Billie mengatakan bahwa dia membutuhkan gelar sarjana untuk memiliki karier yang memuaskan, Chris menjawab bahwa karier merupakan "penemuan abad keduapuluh yang merendahkan martabat manusia,"... (Bab: Pantai Chesapeake, Hal: 252)

Quite agree with that. Barusan kemarin istri saya berdiskusi soal pandangan atasan terhadap kita (bawahan) mungkin hanyalah berupa sales figure atau performance index. Angka dan angka. Bukan manusia.

Dan apa yang menjadi akhir konklusi McCandless, selama "suicidal attempt"-nya di hutan raya Fairbanks, Alaska dituangkan dalam kutipan berikut:


"Dan ternyata, kehidupan yang sesungguhnya hanyalah kehidupan yang selaras dengan kehidupan mereka yang ada di sekitar kita, yang menyatu dengannya tanpa menimbulkan riak, bahwa kebahagiaan yang tidak bisa dibagi bukanlah kebahagiaan...HAPPINESS IS ONLY REAL WHEN ITS SHARED!" (Bab: Stampede Trail, Hal: 406)

Setelah menghabiskan 400 lebih halaman buku, rasanya saya ingin menangis ketika sampai pada baris tersebut. Sungguh sebuah perjalanan spiritual yang luar biasa, meski harus membayar dengan nyawa. "Curiosity can kill" memang benar adanya. Dalam hal ini, Jon Krakauer telah menapaktilas dengan baik perjalanan fisik dan transedental dalam diri Chris McCandless alias Alexander Supertramp.

Sebuah petualangan yang layak direnungi. Kini tinggal menanti penjiwaan Emile Hirsch memerankan McCandless dalam film yang tak kunjung rilis di negeri kita.


---
PS: Semua catatan tersebut adalah dari buku "Into the Wild" edisi Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Qanita (anggota Mizan), cetakan I tahun 2005 (ISBN: 979-3269-30-8). Mungkin di edisi yang berbeda, terjemahan dan posisi halaman juga akan menghasilkan data yang berlainan pula.

Related

books 2103733184854070255

Posting Komentar Default Comments

13 komentar

donlenon mengatakan...

wah, anda tampaknya sangat beruntung mas.
proses penemuan buku sampeyan, membuat saya teringat adegan film 23-nya jim carrey. yang pas jalan-jalan nemu buku merah yang isinya hampir mirip kehidupannya (termasuk juga angka-angka, 12 feb?)

tampaknya patut ditunggu, apakah adegan selanjutnya sama dengan film itu?

Helman Taofani mengatakan...

Wah, jangan donk...tar tragis kayak Jim Keri donk. :D

Anonim mengatakan...

ayooo kita tunggu ...

Anonim mengatakan...

bener-bener beruntung Lu bro..
kalo menilik sedikit cukilan yg elu bikin, kayaknya ni buku emang bagus..

perjalanan hidup McCandless emang penuh dengan riak..sebuah pencarian arti kehidupan yang sangat luar biasa, bahkan sampai mengorbankan nyawa..

gw paling suka yg soal "karier" itu..
dalam bangettss...

Helman Taofani mengatakan...

@Naruto: opo sih maksude?

@Ipul: Yoi, mBa Palupi setengah mati nyari bukunya susah. Hehehe...

Anonim mengatakan...

lanjutkan dengan baca "Into Thin Air"!

inti buku itu: gak usah nyari jauh-jauh sampe naek gunung es segala. apa yang kita butuhkan dan cintai ada disekitar kita. dekat. kita hanya perlu belajar melihat dan memaknai saja

agak berlawanan dengan inti pencarian si McCandless yak?

Helman Taofani mengatakan...

Ada versi Indonesia-nya ngga? Hehehe...males ni kalo kudu impor atau pesen.

Anyway, makna hidup kan emang bisa dicari di mana aja...

Luluch The Cinnamon mengatakan...

Beneran bagus ya?jd pingin cari jugaaa :? Kira2 di Toga Mas Diponegoro or Darmo ada jg gak ya??

Helman Taofani mengatakan...

Wah, udah di Surabaya ya? Gw ngga tau persis di Toga Mas Darmo/Dipo ada atau enggak? Tapi yang jelas, yang didiskon gede cuman di Toga Mas Petra.

Bazoekie mengatakan...

Man,sabtu kemarin liat film "Into the Wild"-nya di DVD bajakan. Sangat mebuat larut.
Pada satu titik aku sepakat bahwa pencarian hidup itu memang harus kita selesaikan.Meskipun dengan cara2 yang tak akan bisa dipahami setiap orang.
Jika si McCandless perlu menembus Alaska untuk menyelesaikannya.Sabtu Kemarin aku hanya mampu "Touring Motor ke Puncak" tengah malam hanya untuk menghapus penasaranku ;"Kenapa kita harus naik ke tempat tertinggi? Karena dari atas kita akan melihat sesuatu yang lebih beda dengan pandangan yang lebih luas"...ah sedap...
Btw bukune masih beredar kan?

Helman Taofani mengatakan...

Wah salut Bas karo penghayatane. Tak kiro koew munggah Gunung Sahari...hahahahaha.

Buku ketoe jik ono.

JejakShally mengatakan...

jadi pengen punya bukunya, klo film nya emang keren heheheeeeee

Unknown mengatakan...

Maaf Mas, niat jual bukunya ndak? Hehe

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item