Greget Olimpiade

Dulu, Olimpiade adalah barang penting. Pertanyaan seputar penyelenggaraan olimpiade masih jadi soal tes IPS yang patut diwaspadai kala Sekol...


Dulu, Olimpiade adalah barang penting. Pertanyaan seputar penyelenggaraan olimpiade masih jadi soal tes IPS yang patut diwaspadai kala Sekolah Dasar. Dan ingar-bingarnya tidak hanya seputar ketegangan di ruang kelas, di pojok-pojok kampung, pos ronda, dan sebagainya banyak orang sibuk membicarakan persaingan Carl Lewis dan Ben Johnson, kehebatan Sergei Bubka, dan highlight-highlight masa lalu yang membicarakan Nadia Comaneci mendapat nilai sempurna di nomor senam.

Sepertinya gairah itu tidak ada lagi di tahun-tahun belakangan. Tengoklah Olimpiade Beijing kali ini! Greget di Indonesia sangat hambar. Jarang ditemui pembicaraan-pembicaraan menarik mengenai Olimpiade, berbeda dengan masa lalu. Padahal ada upacara pembukaan yang sangat megah. Ada pula pemecahan rekor oleh Michael Phelps (dan masih meneruskannya pada saat blog ini di-publish, lewat nomor estafet) di kolam renang, pada hari pertama pertandingan (9 Agustus). Sepakbola Olimpiade juga banyak menampilkan bintang-bintangnya, meneruskan tradisi perang bintang di cabang basket. Tak banyak yang berubah dari dinamika Olimpiade kali ini, bahkan masih pula disiarkan oleh TVRI, stasiun milik pemerintah yang dari dulu memang setia dengan hajat empat tahunan ini.

Perbedaan terbesarnya adalah TVRI tidak sekuat dulu lagi. Dulu banyak yang menonton Olimpiade, karena memang minim alternatif tontonan di televisi. Jadi kekuatan siaran sangat besar efeknya. Saya masih ingat, di awal 90-an, jika ada pertandingan Mike Tyson di televisi, maka hampir bisa dipastikan jalanan akan menjadi sepi. Semua orang menonton! Sebuah efek tontonan yang luar biasa.

Sekarang ini, mungkin kanal TVRI bahkan tidak disimpan di televisi-televisi rakyat Indonesia. Buaian stasiun swasta dengan ragam acaranya membuat stasiun yang lekat dengan jargon "Menjalin Persatuan dan Kesatuan" makin ditinggalkan. Jadi, ketika TVRI mendapatkan hak siar eksklusif di Olimpiade, pesannya mungkin tidak sampai menggaung ke sebagian masyarakat. Sayang memang, padahal tayangan sekelas Olimpiade layak disaksikan oleh bangsa kita ini. Setidaknya untuk merangsang cita-cita menjadi olahragawan, daripada semakin memupuk mimpi menjadi artis dan selebritis.

Ayo ikuti Olimpiade!

Saya sendiri? Alhamdulillah TVRI masih tersimpan di channel saya, dan tiap ada kesempatan, saya usahakan melongok sebentar apa yang terjadi di Beijing. Jika tidak ada atlit Indonesia yang berlaga (hanya mengirim sekitar 20-an atlit), maka saya bisa balik mendukung "my second nation", yakni Italia. Hahahaha...

Related

random notes 8300746302034337867

Posting Komentar Default Comments

6 komentar

Anonim mengatakan...

Hhm, kira2 kapan ya Olimpiade bisa diselenggarakan di Indonesia....

Helman Taofani mengatakan...

Wah...wah, kalo liat benchmark yang ditinggalin China kali ini, rasanya perlu berpikir panjang buat manggungin Olimpiade. Mungkin nyobain jadi tuan rumah Asian Games dulu kali yak.

Anonim mengatakan...

Sekali waktu sy pernah nonton siaran sepakbola Olimpiade di TVRI..waktu itu Argentina vs Australia (kalo gak salah hr Minggu kemarin)..tapi tau ndak apa yang terjadi..?

TVRI lokal (SulSel) dengan semena-menanya memotong siaran pertandingan tersebut dengan potongan iklan acara lokal TVRI dalam menyambut HUT mereka taun ini...aje gile..!!!, mana motongnya pas sedetik setelah golnya Argentina lagih..

beberapa menit sebelumnya, pertandingan udah dipotong sama acara Azan Maghrib, tp ini masih wajarlah...masih bisa diterima..tapi motong yg kedua kalinya langsung bikin sy ilfil dan segera mindahin channel...akhirnya nonton balapan motocross di Trans 7.

ah..sayang kan..?, di saat ada orang yang udah tertarik mo ngikutin olimpiade, mood malah dirusak ama mereka sendiri...sayang..

Helman Taofani mengatakan...

Yah secara kemasan emang kurang sih (banyak cacat-nya), tapi kalo nonton yang multicabang kaya edisi pagi rada lumayan juga sih. Ngga boring jadinya.

Nevertheless, antusiasme orang Indonesia tetep aja mengering. Headline Olimpiade aja jarang, padahal lumayan banyak rekor dunia yang pecah.

Jati Priyoharjono mengatakan...

Aku wingi arep nonton Argentina mungsuh Australia ra iso Man. Goro2 tipiku ra nyangkut siaran TVRI. Meh numpang ng cah2, yo do ra isoh. Apes... TVRI ternyata penting juga yo?! hehehe

Helman Taofani mengatakan...

Wah, ra nyangkut yo Jat? Lho biyen piye? Mosok jaman Orde Baru ra menikmati TVRI blas? Hahahaha...

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item