That Building - Sydney Travelogue Pt. 04

Hal yang paling saya nantikan dari itinerari di hari pertama ini adalah fakta bahwa saya akan berkunjung ke salah satu holy grail arsitek...



Hal yang paling saya nantikan dari itinerari di hari pertama ini adalah fakta bahwa saya akan berkunjung ke salah satu holy grail arsitektur dunia, yakni Sydney Opera House (SOH). Arsitektur adalah bidang yang saya pelajari bertahun-tahun, meski kini cenderung murtad. Tak bisa dipungkiri bahwa semangat ekskursif untuk mengapresiasi objek secara arsitektural masih selalu ada.

Setelah melihat dari jarak kurang lebih 1500 meter (via Mrs. Macquarie's Chair/Royal Botany Gardens), maka kesempatan lanjutnya adalah melihat langsung dari dekat - kesempatan meruang- ke SOH. Bangunan ikonik yang menjadi simbol dunia baru, khususnya Sydney dan Australia. Salah satu pencapaian terbaik dalam arsitektur. Coba hitung, ada berapa bangunan yang mampu mendefinisikan sebuah kota? Colleseum di Roma, Tembok Cina, Piramida, Menara Eiffel. Itu semua masuk dalam keajaiban dunia. Dan rasanya status Opera House juga sudah masuk ke dalam kategori itu, sehingga UNESCO menahbiskan status perlindungannya, setara dengan Stonehenge, sebagai landmark peradaban. De facto dan de jure, SOH mendapatkan legitimasinya.

Opera House dibangun di lahan yang berkontur. Lokasi bangunan sedikit lebih tinggi dibanding level jalan dan plaza. Akses utama menuju SOH berupa trap tangga, dengan akses ramp di sebelah kiri dan kanan. Atraksi utamanya tentulah sebuah struktur bangunan metafora dari layar terkembang (diperkuat oleh bentuk logo resmi SOH), yang bila diamati dari depan juga mirip dengan cangkang-cangkang raksasa. Sebuah derivasi dari bentuk organik yang menjadi ciri dan insiprasi para seniman ekspresionis. Dari dekat, terlihat detail-detail arsitektural yang membuat bangunan ini membutuhkan lebih dari satu dekade untuk selesai. Gurat-gurat linear dari beton membuat satu alur menarik yang bertabrakan dengan material kaca, sebagai dinding pembatas. Di kulit luar, beton ditutup dengan keramik berwarna krem dengan mozaik putih, sehingga bila dari jauh kadang terlihat putih, lain waktu agak keemasan, dan kadang sedikit kuning.



SOH sebetulnya berorientasi menghadap ke Harbour Bridge, dengan halaman utamanya adalah laut! Tiga pasang cangkang menghadap ke laut, dan sepasang cangkang dan dua set cangkang kecil menghadap darat. Bangunan utama, di bawah empat pasang cangkang adalah gedung opera untuk pertunjukan (performance). Sementara dua set bangunan kecil dipakai untuk restoran dan museum.

Akses dari arah darat adalah plaza yang sangat luas, membentang sampai ke Circular Quay melewati area historis pendaratan koloni pertama, Sydney Cove. Area tersebut digunakan oleh warga sebagai sarana publik untuk berolahraga, berjalan-jalan menggunakan stroller bersama bayinya, bersandar ke pagar melihat Harbour Bridge dan sebagainya. Akses untuk menuju Opera House sangat terbuka, dan luas tanpa pagar sama sekali (apa kabar Monas?). Ini laras dengan kriteria bangunan landmark yang membutuhkan ruang apresiasi luas agar bisa menciptakan perbandingan skalatis dengan manusia. Di perbatasan jalan raya (hanya ada satu jalan kuldesak untuk mengakses) dan plaza, ada semacam papan informasi dan display mengenai bangunan, beserta brosur tentang acara-acara yang dijadwalkan pentas.

Tepi bangunan adalah plaza observatorial, yang memungkinkan kita melihat-lihat menyeberangi laut. Di sebelah kiri adalah Harbour Bridge dan visi kota Sydney. Di sebelah kanan terlihat Royal Botany Gardens, yang dibelakangnya menyembul vista area permukiman elite, Rose Bay dan Double Bay. Di depan bangunan, menyeberangi laut adalah Sydney bagian utara. Di belakang bangunan terlihat skyline sentra bisnis, termasuk Sydney Tower. Sehingga secara sirkular kita bisa memandangi utuh Sydney, tanpa harus berada sekian level di atas permukaan tanah. Saya merasakan betapa briliannya inisiator ide yang memutuskan lokasi landmark akan dibangun di tanjung Bennelong tersebut.



Ini adalah karya arsitektur yang mampu mendefiniskan sebuah kota. Seperti termaktub dalam notasi hadiah Pritzker yang diterima Jorn Utzon, sang arsitek dari Sydney Opera House, pada tahun 2003:

"Salah satu bangunan ikonik terbesar di abad ke-20. Sebuah gambaran dari keindahan yang membawanya ke seluruh dunia. Simbol tak hanya dari kota, tapi juga negara dan benua."

Foto Atas: Ruang di antara cangkang-cangkang. Foto Tengah: Metafora layar dan komposisi struktur SOH. Foto Bawah: SOH dari arah orientasi utama dengan latar CBD kota Sydney. All photos taken with Nikon D40X, 18-55mmm.

Related

travelogue 5704543097736510925

Posting Komentar Default Comments

1 komentar

ipul mengatakan...

ah gila..elo emang jago bro..!!
serasa kek membaca artikel tentang arsitektur...
komen berikutnya menyusul ya..? gw baca sampe abis dulu..

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item