Festivitas Global

Idul Fitri adalah hari besar bagi umat Islam. Di negara yang mempunyai komunitas atau bahkan mayoritas penduduk beragama Islam, hari ini ada...



Idul Fitri adalah hari besar bagi umat Islam. Di negara yang mempunyai komunitas atau bahkan mayoritas penduduk beragama Islam, hari ini adalah hari yang dinanti.

Sebagai akhir dari bulan suci Ramadhan, Idul Fitri, ternyata, dirayakan dengan cara yang berbeda-beda di beberapa negara atau kawasan. Meski demikian garis besarnya tetap sama, yakni nuansa keriaan (festivity), silaturahmi dan tentu saja kegiatan fardlu kifayah-nya (mengikat bagi kelompok), yakni Sholat Ied.

Di Turki, meski secara negara menerapkan sekularisme ketat, namun Idul Fitri tetap dirayakan oleh sebagian besar penduduknya yang beragama Islam. Tradisi memakai baju baru (atau baju terbaik) juga berlaku di negara yang terletak di dua benua ini. Tradisi menghormati orang tua juga diterapkan, beserta keriaan suasana melalui aneka kuliner dan dekorasi-dekorasi khas. Tradisi di Turki tak jauh beda dengan negara-negara "maghribi", yang berada di kawasan Afrika Utara, seperti Tunisia. Idul Fitri lebih bernuansa perayaan.

Sementara, di belahan lain benua hitam, Afrika, Idul Fitri juga dirayakan meski tak semua negara mayoritas beragama Islam. Perayaan di Afrika Selatan misalnya, tetap berlangsung meriah di kantong-kantong muslim seperti Cape Town, dengan tradisi bertukar hadiah dan memakai baju baru. Sedangkan di Nigeria, warna paling menonjol sama dengan Indonesia, yaitu kegiatan mudik.

Berbeda-beda di Asia
Kawasan Asia Selatan yang juga berpenduduk muslim besar, di Pakistan, Bangladesh, India dan Sri Lanka, perayaan paling meriah justru terjadi di malam jelang Idul Fitri, yang disebut Chaand Raat. Kegiatan belanja marak pada masa tersebut, dan kaum perempuan mulai sibuk menghias mereka dengan Mehndi, hiasan dekoratif pada bagian tubuh. Esoknya, kewajiban Sholat Ied tetap dijalankan disusul dengan mengunjungi makam kerabat dan bertukar hadiah. Keriaan suasana Idul Fitri di kawasan ini berlangsung selama 3 hari.

Agenda saling meminta maaf seperti di Indonesia juga dijalankan di Myanmar, dimana umat Islam menjadi bagian minoritas dari negara di Asia Tenggara tersebut. Saling berucap "salaam" dan berucap maaf menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri. Meski tak mendapatkan hari libur, muslim di Myanmar diberi kebebasan untuk jalankan Sholat Ied. Kelonggaran ini diberikan karena Sholat Ied adalah fardlu ain (mengikat bagi masing-masing individu) bagi muslim Myanmar yang rata-rata menganut mahzab Hanafi.

Iran yang didominasi muslim Syiah merayakan dengan cara yang sedikit berbeda. Idul Fitri dipandang sebagai agenda personal, sehingga selebrasinya relatif lebih sepi. Hal yang paling penting pada Eyde Fetr, Idul Fitri dalam bahasa Farsi, adalah zakat dan bersilaturahmi.

Idul Fitri juga dirayakan di Filipina, China dan bahkan Inggris. Komunitas muslim di negara-negara tersebut diberi kebebasan oleh pemerintah untuk merayakan sebagai bentuk toleransi beragama.


*| Versi edit (lebih ringkas) ditayangkan di harian Kompas Jawa Timur, Jumat 27 Agustus 2010.

Related

random notes 880232376514314073

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item