Spoiler Alert

How to avoid from being a spoilers? Akrab dengan istilah spoilers ? Pembocor, dalam arti harafiah, pasti dikenal para penyuka film. Kehadira...

How to avoid from being a spoilers?



Akrab dengan istilah spoilers? Pembocor, dalam arti harafiah, pasti dikenal para penyuka film. Kehadiran mereka acap menjengkelkan karena akan merusak kenikmatan kita menonton gara-gara "bocoran-bocorannya" yang mungkin membuyarkan ekspektasi. Nah, tahukah Anda bahwa spoilers juga eksis di berbagai bentuk? Dalam hal ini misalnya berkaitan dengan event.

Suatu ketika, saya mendapatkan undangan untuk berkumpul di sebuah restoran. Undangan berasal dari kumpulan penggemar kuliner yang memang doyan icip sana icip sini. Jadi tak heran bila ada undangan macam ini kami selalu antusias. Namun untuk kali ini ada nuansa yang berbeda.

Salah satu dari kami mengatakan tidak ikut serta. Sebut saja ia Bebi. Itu sudah biasa. Namun yang bagi saya tidak biasa adalah kalimat pengantarnya yang menyatakan dirinya tidak ikut karena tempat yang kami tuju bukan destinasi yang cocok bagi dirinya. Ia mengungkapkan beberapa alasan minus seputar tempat tersebut (menurut versinya).

Hasilnya, beberapa kawan lain yang mendapat undangan mulai ragu. Ketika hari-H, peserta menjadi berkurang. Saya tak tahu pasti alasan sebenarnya, namun pastilah ada kontribusi dari review negatif yang pernah disampaikan Bebi. Secara tidak sadar, Bebi menjadi spoiler dari acara tersebut.

Lain waktu, saya dan beberapa kawan tengah memersiapkan sebuah event. Karena organized secara maya, kami menggunakan jasa invitation dan event yang ada di jejaring sosial Facebook. Maka mulailah kami mengundang satu persatu kawan yang kami pikir bakal suka atau malah antusias menghadiri acara ini.

Ternyata, tidak sedikit yang menyatakan tidak (terdaftar dalam list "Not Attending"). Jumlah di-list itu cukup memengaruhi niatan kawan lain yang kami undang, dengan status masih 50-50 antara hadir dan tidak hadir. Gampangnya: "Wah, si A dan si B tidak hadir. Jangan-jangan sepi nih acaranya." Pikiran macam itu akan dengan mudah menghinggapi mereka yang masih menimbang. Secara tidak sadar, mereka yang mengungkapkan ketidak-hadirannya tersebut menjadi spoilers bagi acara tersebut.

If you hate something, don't you do it too. Pelajaran yang bisa saya petik adalah, being a spoiler itu sangat merugikan orang lain. Secara sadar dan tidak sadar. Karena sering dirugikan oleh para spoilers, maka sebisa mungkin saya menghindari menjadinya. Berikut beberapa kiat yang saya lakukan untuk menghidarkan diri dari menjadi spoiler:

- Berikan kepastian absen (ketidak-hadiran) secara pribadi, bukan melalui forum umum, kepada penyelenggara.
- Bila tidak memungkinkan, diam sajalah (ini berlaku untuk invitation by Facebook).
- Tidak usah berkata bahwa Anda tidak bisa menghadiri karena tidak setuju atau tidak suka. Bila ada hal semacam itu, ungkapkan secara pribadi kepada penyelenggara atau pengundang.
- Bila Anda harus bilang tidak bisa menghadiri, berikan alasan yang tidak membuat nilai acaranya turun di forum umum (misalnya di Wall Facebook). Misalnya: "Wah saya tidak bisa hadir karena harus mengurus anak. Good luck mate, acaranya pasti seru!"

Related

tips 3309566008464873380

Posting Komentar Default Comments

2 komentar

iPul dg.Gassing mengatakan...

ahhayy..
saya pernah gak ya jadi spoiler ?
coba saya ingat2 dulu..

Helman Taofani mengatakan...

Gua aja pastinya sering jadi spoiler.

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item