Memutar Kaset, Memutar Kenangan

Sabtu (7/9) kemarin ditetapkan sebagai "Cassette Store Day". Saya, yang sudah tidak mengoleksi kaset, tidak terlalu mengangga...


Sabtu (7/9) kemarin ditetapkan sebagai "Cassette Store Day". Saya, yang sudah tidak mengoleksi kaset, tidak terlalu menganggap spesial saat itu. Tetapi hari ini, entah kebetulan atau tidak, ada bingkisan berupa kaset untuk saya. Ini jadi reminder yang bagus, bertepatan dengan Cassette Store Day.


8 tahun yang lalu saya masih menjadi pengoleksi kaset. Hobi ini dimulai sejak SMP, ketika saya bisa menyisihkan uang jajan untuk membeli kaset di Magelang, Jawa Tengah. Saya ingat beberapa kaset pertama yang saya beli adalah soundtrack The Lion King, serta dua album Guns N Roses (salah satunya adalah LIES, karena ada gambar perempuan bugil di sana).

Keran terbuka semenjak saat itu. Saya berburu kaset hampir setiap pekan, selain merestorasi koleksi kaset kakak saya yang memang sudah mengumpulkan sejumlah album rock dan metal. Tak berhenti di kaset baru, hobi saya mulai merambah ke berburu kaset bekas. Terutama saat SMA, setelah bisa mengendarai kendaraan bermotor. Saya mencari kaset ke lapak di Yogyakarta (sekitaran Pasar Beringharjo ketika sore atau malam) dan Wonosobo (di bawah pasar/plaza Wonosobo).

Hobi ini bahkan mendatangkan relasi dengan penjual lapak kaset di Wonosobo. Dari sana saya tahu bahwa kaset bekas kadang-kadang sudah diganti pitanya dengan rekaman baru (bajakan) sehingga hanya menyisakan casing-nya yang masih original.

Ketika kuliah, saya menemukan dua partner gila dalam memborong kaset. Affan dan Heru, dua sahabat yang juga mengumpulkan kaset. Lapak-lapak kaset bekas di sekitaran Solo sudah pasti kita jelajahi. Bahkan, secara berkala kami juga hunting di luar kota, dari Bandung (di Dipati Ukur) hingga Malang (alun-alun). Kami bertiga memiliki kecenderungan berbeda dalam hunting koleksi kaset. Affan memburu kaset-kaset metal, Heru mengoleksi kaset gitaris-gitaris, dan saya mencari album soundtrack dan konser.

Koleksi kaset saya sebelum lulus mencapai dua kardus besar. Saya tahu persis karena harus mengepak semua kaset untuk dikirim ke rumah, sementara saya melanjutkan ke dunia kerja di kota lain.

Ketika mendapatkan gaji sendiri, saya beralih ke koleksi CD. Di Surabaya padahal ada beberapa lapak penjual kaset yang pernah kami sambangi dulunya. Tapi kebutuhan prestise membutuhkan elevasi, dan untuk saya adalah migrasi dari kaset ke CD. Ketika ada kesempatan pulang, saya hanya mengambil sejumlah kaset Pearl Jam dan album 1990-an yang sangat saya suka. Sisanya masih teronggok dalam kardus di rumah, sampai sekarang.

Saya juga ingat bahwa "kado" pertama yang saya berikan ke Gina, mantan pacar yang kini jadi istri saya, adalah kaset hasil hunting di lapak kaset legendaris Jakarta, Jalan Surabaya. Sebuah kaset dari band Live, album Throwing Copper (1994) dan Cracked Rear View (1994) dari Hootie and the Blowfish. Padahal saat itu saya sudah tidak mengoleksi kaset, tapi alam bawah sadar berkata bahwa Jalan Surabaya menjadi itinerari wajib ketika bertandang ke Jakarta saat itu.

Beberapa kaset dulu masih lumayan sering saya putar di stereo mobil pertama. Saya masih me-maintain tape recorder terakhir yang berada di dalam mobil. Ketika mobil berganti, stereo tidak dilengkapi dengan pemutar kaset. Akhirnya semua kaset yang sempat saya bawa hanya menjadi hiasan dekorasi rumah.

Hari ini (9/9) saya diingatkan ketika rekan kerja saya, Any (@abriany_), mengirimkan kaset sebagai gift. Sebuah kaset Pearl Jam (Versus, 1993) yang entah ia dapatkan dari mana. Setahu saya kaset album tersebut sudah lumayan langka. Di dalamnya ada pesan agar saya bisa menikmati musiknya.

Pertanyaan sekarang, dengan apa saya kini memutar kaset?

Related

random notes 5868601407620556397

Posting Komentar Default Comments

2 komentar

iPul Gassing mengatakan...

ahhay..
beberapa bulan lalu dan bulan Agustus kemarin kami menggelar 2 acara bertema REWIND

memutar kaset dan menceritakan kenangan-kenangan di dalamnya
seru karena ternyata dari kaset kita bisa merekam sebuah dinamika kota dari sudut tertentu..

ada tempat yang dulu sering didatangi untuk membeli kaset tapi sekarang sudah hilang, ada juga taman yang dulu sering ditempati para penjual kaset bekas dan sebagainya dan sebagainya..

Helman Taofani mengatakan...

Nah dulu mas Ipul termasuk saksi masa-masa terakhir memutar kaset pas nganter ke bandara.

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item