Let's Go Italy: Scraping Visa
I have heard horrible things about getting visa... Saya pernah jadi saksi hidup teman saya yang ditolak permohonan visanya. Amerika mem...
https://www.helmantaofani.com/2014/06/lets-go-italy-scraping-visa.html
I have heard horrible things about getting visa...
Saya pernah jadi saksi hidup teman saya yang ditolak permohonan visanya. Amerika memang, di periode mereka sangat paranoid. Lain waktu ada juga yang ditolak di Australia karena dana. So far, untuk visa Schengen atau Uni-Eropa, saya belum pernah mendengar kisah-kisah horor. Ketika browsing, sebagian besar juga mengabarkan keberhasilan mendapatkan stempel berkunjung, meski dengan aneka kisah.
So, sebulan sebelum pergi, kami sudah menyiapkan semua keperluan. Mengurus visa sama dengan mengurus wisuda atau KTP. Ada daftar panjang dokumen yang harus disiapkan, sesuai dengan masing-masing negara tujuan. Untuk Schengen, juga relatif dengan kedutaan mana yang akan kita minta. Syarat di Belanda dan Jerman bisa berbeda. Kami akan mengurus lewat Italia, sesuai dengan durasi paling lama (dan satu-satunya, dalam kasus travel kali ini). Syarat-syarat dokumennya bisa disimak di sini.
Pengalaman teman, mengurus visa via Ambascita Italia ini wajar meski tak sekilat Belanda. Di website VFS juga diwartakan proses 5-8 hari kerja pengurusan visa. Oleh karena itu, setelah submit dokumen kita yakin dalam 5-8 hari akan ada jawaban dari kedutaan. Karena sudah bound ke tiket pesawat, maka visa ini menjadi must-go. Bila batal, tiket hangus.
Delapan hari menunggu. Sepuluh, limabelas, duapuluh hari. Saya sempat follow up ke VFS bertanya status visa.
"Berangkat kapan mas?" tanya staf VFS.
"Dua minggu lagi," jawab saya.
"Tenang aja mas, ini yang seminggu lagi berangkat juga belum ada kabar."
Enteng saja ia menjawab. Bagaimana bila visanya butuh revisi, bisa kalang-kabut nantinya. Seminggu kemudian, karena tak kunjung ada kabar, saya menelpon lagi ke VFS dan mendapatkan jawaban bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Kami disarankan menelpon ke kedutaan.
Di kedutaan, petugas yang menangangi bercerita bahwa karena ini peak season (summer), ditambah satu staf yang bertugas menyetujui visa tengah cuti panjang, jadi semua permohonan visa mundur.
"Sejauh apa mundurnya, Pak?"
"Mungkin sekitar H-1 mas."
Gila. Kami berangkat hari Minggu, dan visa akan tutup pada hari Jumat. Sampai hari Kamis (jelang berangkat) kami selalu follow up tapi belum ada kabar. Baru pada Jumat pagi staf kedutaan mengabarkan permohonan kami sudah diproses ke VFS. Jumat siang kami follow up ke VFS dan jawaban dari mereka mengatakan semua visa bisa diambil pada hari Jumat malam.
Sekitar pukul 19.00 WIB kami ke VFS dan menjumpai beberapa orang yang tengah menunggu visa keluar. Ada yang berangkat keesokan subuh bahkan. Dari cerita mereka, ternyata Schengen (terutama Italia) biasa mengeluarkan visa last-minute, tak peduli kita sudah submit dari berapa bulan sebelumnya. Bahkan dalam banyak kasus (please note kata: banyak) visa keluar pada hari H keberangkatan. Pazzo!
Jam 22:30, staf VFS datang dari kedutaan Italia membawa koper besar berisi paspor pemohon visa. Kami harap-harap cemas, menantikan apakah ada paspor kami di situ. Ketika tiba giliran kami di counter, petugas cek status dan berkata:
"Maaf mas, paspor Anda tidak ada di kami. Mungkin masih di kedutaan."
"WHAT? Kami berangkat Minggu, dan besok serta Minggu kedutaan tutup."
"Maaf, kami tidak bisa berbuat apa-apa."
Terus terang saya benci dengan ketidakberdayaan VFS dalam mengurus visa. Betul mereka hanya perantara, tetapi mestinya mereka punya bargaining dalam mengurus masalah seperti ini. Bapak yang mengantri di sebelah kami juga mendapatkan jawaban sama. Ia berangkat Senin siang jam 11:00 WIB. Oleh petugas VFS ia disarankan kembali ke VFS pada hari Senin pukul 10:00 WIB. Bagaimana dengan waktu ke bandara, check in, dan sebagainya?
Dalam situasi genting ini, kami ingat dengan proses cek di kedutaan Jumat pagi.
"Mba, kata staf kedutaan, pagi ini paspor kami sudah diproses ke VFS. Mungkin coba dicek ke tas lain yang datang sebelumnya."
Kemudian beberapa staf balik ke ruang dan menemukan 3 paspor yang belum di-scan. Dua di antaranya adalah punya kami. Fiuh!
Dengan cemas kami membuka amplop, kemudian paspor, dan menemukan stiker visa yang memuat waktu kunjungan. Approval dari kedutaan telah tiba, dengan demikian secara resmi kami bisa berangkat pada hari Minggu. We're happy but sorry in the same time, karena satu paspor lagi bukan milik bapak yang akan berangkat Senin siang.
Visa on hand, kami bisa packing dan mengatur detal kepergian. Serta tentunya membayar dan konfirmasi akomodasi.
8 komentar
Halo mas helman.. mau tanya donk waktu itu bulan apa apply visa nya ya? Saya jg lg deg2an nih udah apply dari rabu tgl 24/2 kmrn..
Halo Anie. Waktu itu kami apply sebulan sebelum berangkat. Baru dapet H-2 dari tanggal keberangkatan. Waktunya akan mepet sih, selalu pantau aja via VFS dan Kedutaan.
Berarti waktu itu sekitar mei-juni klo peak season ya? Takutnya last minutes jg nih..
Halo mas Helman,
Saya berncana mengikuti short course di Italy akhir juni sampai pertengahan juli tahun ini. yang jadi pertanyaan kapan saya boleh mengajukan proses pembuatan visa? apakah mulai dari bulan ini sudah bisa? Terima kasih
Halo mas Arran. Bila mas Arran berencana pergi ke luar negeri yang membutuhkan paspor dalam kurun Maret - Juli, sebaiknya jangan terlalu awal mengajukan visa. Waktu idealnya adalah 6 minggu sebelum pergi. Sebulan masih oke.
halo numpang tanya nh hehe ..
hei Aniie ,hei mas helman..
anie mau tanya visa km sudah kluar ? ngajuinn tgl 24 kan ya,sy ngajuin tgl 29 blm dpet info jg smpe koment ini dibuat hehe..
thanx mas helman buat cerita dan info tntng pmbuatan visanya.
mas saya dapat info kalau mau ajukan visa sebaiknya 3 bulan minimal sebelum keberangkatan, apa benar?
Halo mas ROSS. Apabila dalam kurun 3 bulan ngga akan dipakai paspornya sih silahkan. Tapi sayang sepertinya, karena toh bakal dirilis mepet juga dengan tanggal keberangkatan.
Posting Komentar