Sicario for Oscars!

Saya menonton Sicario setelah membaca sinopsis dan mengetahui ratingnya. Cukup tinggi, untuk film yang bersaing dengan The Martian , di...


Saya menonton Sicario setelah membaca sinopsis dan mengetahui ratingnya. Cukup tinggi, untuk film yang bersaing dengan The Martian, di mana orang-orang bicara mengenai Matt Damon yang lagi-lagi menguras biaya Amerika untuk minta diselamatkan.

Sicario dibintangi oleh Benicio Del Toro dan Emily Blunt. Sepintas tampak berpotensi B-movie. Tetapi di belakangnya ada Dennis Villeneuve yang belakangan meroket kala membesut Incendies, film Kanada yang masuk bursa Oscar tahun 2011. Saya sendiri, menyimak portfolio beberapa film Del Toro dan Blunt belakangan, tidak terlalu tertarik. Fakta Villeneuve di belakang layar menambah apati, karena resumenya belum terlalu kuat, meski ia didapuk sebagai sutradara re-boot Blade Runner tahun depan. So, butuh diyakinkan dulu dengan rating dan review sebelum saya berangkat ke bioskop dan menonton Sicario.

Plot Sicario berkisah mengenai aktivitas kartel narkoba dari Meksiko yang meningkat. Eskalasi itu membuat resah otoritas di Chandler, Arizona, yang memang dekat dengan Meksiko. Beberapa kasus dan jaringan penyelundupan masuk melalui Arizona, diikuti dengan meningkatnya aktivitas kriminal. Isu ini sampai ke pemerintah federal yang menggelar operasi bersama untuk menumpas kartel. Emily Blunt sebagai agen operasional FBI, lalu Del Toro yang dibantu Josh Brolin sebagai "orang pusat" yang bekerja dalam tim.

Titel Sicario sendiri, sebagaimana dijelaskan di awal film, merupakan istilah orang Meksiko untuk menyebut pembunuh bayaran. Pertanyaannya, apa konteks pembunuh bayaran dan film ini? Secara cermat, enigma itu baru terkuak di akhir film. Sebagai film misteri dan thriller, penonton harus dipaku untuk berada di tempat duduk hingga jawaban tersebut terbuka. Di sini, Villeneuve bermain dengan bahasa gambar (sinematografi) dan scoring yang membangun.

Roger Deakins yang piawai mengambil sudut gambar sehingga menegangkan (serius), ditambah dengan dukungan score minimalis (dari Johan Johansson, kolaborator Villeneuve) yang kadang membuat film ini tampak seperti film horor. Di tengah mereka, tentu dukungan akting dari pemerannya sangat vital. Dan, ya, semua casting utama di sini bermain oke. Trio Del Toro, Blunt, dan Brolin cukup untuk meyakinkan role play yang mereka mainkan.

Setting film ini mengambil daerah perbatasan Meksiko dan Amerika. Terlebih El Paso, Juarez, dan Nogales, selain Chandler yang menjadi latar. Nuansanya mirip dengan film karya Coen Brothers, No Country for Old Men. Di situ ada juga Josh Brolin, meski berbeda nasib peran yang dimainkannya. Mengimbangi aura Anton Chigurh yang diperankan Javier Bardem, ada tokoh Alejandro yang diperankan Del Toro. Sicario bisa bersaing secara kualitas dengan film yang meraja Academy Awards tahun 2008 tersebut. Benicio Del Toro tak kalah telak dibanding Bardem yang meraih Oscar via film tersebut.

Sekarang menarik dinanti apakah film ini bisa masuk bursa Academy Awards? Mestinya sih layak. Tinggal Anda yang belum menonton, sepertinya harus sabar menanti versi DVD-nya. Sebab, saya menonton ketika ia tinggal mengisi separuh jatah layar (hanya dua kali dalam sehari), bergantian dengan The Walk. Pekan depan hampir dipastikan ia turun layar, dan Anda melongo kala ia banyak disebut di penghargaan nantinya.

Related

STICKY 4925647072228984166

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item