Sambutan Saigon


Tepat di pergantian hari, Minggu (19/3) kami tiba di hotel. Penginapan bintang empat di Distrik 5 Saigon atau Ho Chi Minh City.

Local guide kami, Hyu, bercerita bila di distrik kami tersebut merupakan kawasan Pecinan yang cukup livid. Saigon, kota yang berdenyut terus, utamanya dengan kehidupan malamnya.

Tiba di hotel, usai meletakkan koper dan ransel, saya bertanya kepada Hyu mengenai convenience store terdekat yang masih buka.

"Ada Family Mart, keluar hotel belok kiri, perempatan terus," katanya dengan Bahasa Indonesia yang sangat fasih.

Saya keluar hotel. Sepi. Deretan toko tutup, dan tidak tampak ada satupun yang buka. Family Mart juga tidak nampak. Saya mulai berpikir jangan-jangan saya salah mendengar ancer-ancer dari Hyu tadi. Saya memutuskan untuk mengitari blok.

Di seperempat putaran pertama, ada mas-mas mengendarai motor yang melintas dari belakang saya. Ia memelankan laju motornya dan ngomong sesuatu dalam bahasa Vietnam. Saya pikir dia menawari ojek.

"No!"

Saya melambaikan tangan, membuat gestur tidak. Tak berapa lama ada perempuan di depan saya. Mas-mas pengguna motor tadi berhenti di sebelah perempuan dan ngomong sesuatu. Firasat saya tidak enak, jadi saya menyeberang ke sisi lain jalan.

Terus berjalan, masih tidak nampak juga Family Mart. Yang ada deretan toko-toko tutup hingga perempatan terakhir sebelum hotel.

Di perempatan itu ada tiga orang menunggu. Dua laki-laki yang duduk di atas motor, dan satu perempuan. Si perempuan menyeberang jalan, ke trotoar saya berjalan. Saya kembali punya firasat tidak enak. Saya agak mempercepat jalan menuju hotel.

Jelang gerbang hotel, perempuan yang menggunakan hot pants dan baju kutung itu tiba di depan saya. Ia menghalangi jalan dan berkata: "Take me!"

"Sorry, I have to go," ujar saya sambil senyum.

Langkah saya percepat, sampai hotel. Di lobi masih ada Hyu dan tour leader kami.

"Wah Hyu, bukannya nemu Family Mart, malah ditawarin mbak-mbak nih."

Hyu tertawa, dan cuma bilang selamat datang di Saigon. Katanya, modus demikian sering digunakan untuk tamu hotel. Mereka akan pura-pura jadi "tamu bayaran", dan masuk kamar.

Biasanya si perempuan akan minta pemilik kamar untuk mandi. Ketika si pemilik kamar selesai mandi, ia mendapati dompet, ponsel, jam, dan sebagainya sudah raib. Perempuannya juga raib, tentunya.

Sekali lagi, selamat datang di Saigon.

- Saigon, 19 Maret 2017

Related

vietnam 8899173822793879825

Posting Komentar Default Comments

2 komentar

daeng Ipul mengatakan...

untung kamu perginya bareng istri ya, kalau tidak... #eh

Helman Taofani mengatakan...

Tetap waspada dong. #loh

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item