Mendadak Cari Markas di Lembang


Bagaimana kiat mengubah hal yang rutin jadi menyenangkan?

Sebagai warga mixdom, artinya pelaku kawin campur, Eh, menikah berbeda etnisitas, kami mempunyai jawaban unik kala ditanya "mudik ke mana?".

Anak kami Janda. Jawa Sunda. Istri aseli Bandung, saya Temanggung (Jawa Tengah). Jadi jawaban mudik ke mana hampir pasti selalu disebutkan Temanggung. Mengapa demikian? Karena dengan jarak Bandung - Jakarta yang cuma sepelemparan batu, pilihan untuk mudik ke neneknya anak-anak bisa dilakukan kapanpun. Meski pada prakteknya, karena jarak yang dekat ini jadi sering disepelekan juga.

Sudah biasa tiba-tiba di tengah pekan, istri nyeletuk: “Pulang ke Bandung, yuk!” Hal yang dilakukan impromptu, sehingga acap juga kami tiba di sana dengan kondisi mertua tidak siap. Entah garasi masih dipakai untuk gudang, atau kamar yang tiba-tiba fully booked karena ada keponakan-keponakan yang juga tengah mengunjungi nenek mereka. Biasanya ketika berkumpul begini, kami inisiatif untuk tetirah bersama. Opsinya kadang ke luar Kota Kembang karena wisata di Bandung itu mirip dengan kami wisata di rumah.

So, Bandung adalah rumah. Fakta ini yang kadang membuat saya sulit menerima bahwa ia juga merupakan destinasi wisata. Jarang sekali kami membuat perencanaan wisata ke Bandung. Lebih banyak ke sana, pulang ke rumah, lalu ad hoc jalan ke mana. Termasuk ke wilayah yang tengah naik daun berkat beberapa inisiatif wisata seperti di Lembang.

Lembang sudah sohor sebagai destinasi tetirah memang. Namun, beberapa waktu belakangan, paket wisata di sana tak berhenti dari makan ketan di Pasar Lembang atau beli tahu. Sejumlah destinasi wisata baru, mulai dari Dusun Bambu (gambar atas) hingga Cikole (gambar bawah), jadi itinerari yang kini diburu.


Sayang, akses menuju Lembang yang melalui Setiabudi juga terkenal macet. Bila kita menuju Lembang satu pikiran dengan sejuta umat (akhir pekan panjang misalnya), maka sebagian besar waktu kita barangkali habis di jalan. Lalu-lintas Bandung memang keji saat liburan.

Pilihan bijak untuk menikmati lereng Tangkuban Perahu lebih baik ikut dengan tren wisata kekinian, yaitu staycation. Meski punya opsi homebase di Bandung, lebih bijak bila mempertimbangkan untuk mempunyai markas sementara di Lembang selama liburan. Sehingga, kita lebih leluasa menjelajah ke area Lembang tanpa harus khawatir melewati kejamnya Setiabudi.

Pilihan homebase sendiri, bagi yang berwisata dengan memboyong keluarga besar (anak, istri, dan lebih penting: mertua) tentu lebih hemat apabila menyewa satu rumah atau villa dibanding menyewa kamar per kamar. Apalagi bila ipar dan keponakan ikut serta. Menyewa villa bisa lebih oke karena kita juga menguasai ruang-ruang untuk aktivitas keluarga.

Beruntung sekarang cari villa seperti ini bisa dilakukan in advance juga. Sebagaimana booking hotel yang dengan mudahnya dilakukan, sekarang cari villa di Traveloka juga sama mudahnya. Cari destinasinya dulu, lalu sortir atau filter dengan jenis akomodasi “villa”. Tidak harus melalui ritual lama yang masih jadi stereotipikal. Malam-malam lewat jalan gelap, lalu ada orang dengan selempang sarung dan kupluk membawa senter: "Aa', villa Aa'."


Sekarang tinggal buka aplikasi atau peramban, lalu pilih sesuai selera (hati-hati, biasakan baca review dan keterangan) dan yang terpenting bisa mengakomodasi kebutuhan keluarga. Cari yang menyediakan jumlah kamar sesuai, mungkin fasilitas juga, dan tidak kalah penting adalah lokasi. Ini semua bisa dengan mudah dilihat di aplikasi atau peramban. Bila sesuai selera, tinggal bayar. Bila menggunakan Traveloka ada banyak opsi pembayaran, jadi segala jenis liburan bisa direncanakan lebih tuntas.


Oh ya, tidak hanya traveler perencana, bagi pelancong dadakan, adanya aplikasi Traveloka juga memudahkan untuk kebutuhan yang tiba-tiba. Misalnya bila saya tidak kebagian kamar di rumah mertua, tinggal cari yang sesuai dan bisa menampung. Terlebih bila lokasinya sekalian bisa tetirah seperti di Lembang atau Maribaya.

Teknologi memang seharusnya memudahkan dan menyenangkan. Termasuk kini ritual anjangsana ke mertua yang dulunya kegiatan rutin, kini bisa lebih menyenangkan karena kita bisa menambah berbagai aktivitas.

Kredit foto: Dusun Bambu dan @officialgrafika

Related

villa 750956383983459856

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item