Perpanjang Paspor di Tanjung Priuk Gunakan Transportasi Publik


Bagaimana cara perpanjang paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priuk, serta tak kalah penting, bagaimana menuju ke sana dengan menggunakan transportasi publik?

Sebentar, mengapa repot harus menggunakan transportasi publik? Jawabannya ada di akhir post ya. Kalau soal paspor, kenapa ditulis lagi? Salah satu posting paling hits yang saya buat adalah tips membuat paspor. Kiat tersebut saya tulis sesuai dengan pengalaman mengurus perpanjangan paspor di Jakarta Barat (Kota) pada tahun 2014.

Posting tersebut sudah berusia lima tahun, di satu sisi bounce rate-nya meninggi karena sudah tidak update lagi. Di sisi lain, lima tahun berarti saatnya saya membuat posting serupa yang baru lagi. Ya, paspor saya akan expired Agustus nanti. Jadi sudah waktunya memperpanjang.

Batas memperpanjang yang aman sebetulnya minimal 6 bulan sebelum kadaluwarsa. Kurang dari itu biasanya paspor sudah susah digunakan untuk aplikasi visa. Jadi, saya agak telat memperpanjang juga, karena memang tidak ada rencana ke luar negeri yang membutuhkan visa sejauh ini.

Antri Online

Oke, jadi apa yang berubah dari terakhir kali mengurus paspor? Salah satu yang mayor adalah tidak adanya pengiriman berkas online. Kini, prosedurnya dibagi menjadi dua. Walk in atau antri online. Kedua pilihan berbatas kuota. Apabila tidak ingin berangkat pagi buta untuk antri, bisa menggunakan opsi kedua.

Dulu sudah ada antri online, bedanya apa?

Bedanya, antrian online saat ini juga dijatah kuota. Per-Kantor Imigrasi (atau unit layanan) memberlakukan kuota antrian online per-hari. Kita harus berebut kuota tersebut saat antrian dibuka tiap hari Jumat jam 14.00 dan ditutup pada hari Minggu jam yang sama.

Dengan jendela seperti itu, di wilayah padat macam Jakarta, tentu saja kuota lekas habis. Apalagi untuk lokasi "premium" macam unit pengurusan paspor yang ada di mal (Lippo Mall Puri dan Kuningan), atau yang ada di pusat kota. Untuk mendapatkan antrian di lokasi premium, pasang alarm atau notifikasi di kalender Anda. Tandai hari Jumat jam 14.00 untuk berebut kuota.

Tunggu, antri di mana?

Untuk antrian online, pemohon bisa menggunakan website atau aplikasi (berbasis android). Websitenya bisa diakses di sini. Sementara aplikasinya cukup cari di Playstore, dengan nama "antrian imigrasi online".

Kalau sudah dapat jatah antrian, print QR Code yang didapat ke kertas A4.

Saya sendiri mencari kuota di Jakarta, pada hari Sabtu jam 17.00. Seperti diduga, sudah ludes dan hanya menyisakan sedikit slot di Kantor Imigrasi Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Ya bolehlah! Mumpung masih di wilayah Jakarta. Saya mengambil slot siang (jam 14.00 - 15.00) agar lebih santai berangkat dari rumah atau kantor.

Menuju Tanjung Priuk

Pada hari H, maze pertama yang harus saya selesaikan adalah bagaimana cara menuju ke Tanjung Priuk? Bagi yang ingin membaca langsung prosedur perpanjangan paspor, langsung skip bagian ini ke sub-bagian berikut.

Menggunakan Trafi, saya mendapatkan opsi menggunakan Trans-Jakarta atau Commuter Line. Dari Trafi pula ada estimasi 90-120 menit waktu tempuh. Sehingga, saya harus cabut dari kantor paling tidak tengah hari agar bisa sampai di Kantor Imigrasi sesuai jadwal (14.00 - 15.00).

Saya menumpang Trans-Jakarta sebagai opsi dengan biaya termurah (3.500) dan waktu tempuh tercepat (94 menit) menurut Trafi. Jam 12.30 TransJakarta menuju Grogol dari depan kantor tiba. Hanya 15 menit, saya sudah sampai di halte Grogol 2. Berikutnya, saya berpindah ke halte Grogol 1 untuk berganti Trans-Jakarta menuju Pulo Gadung.

Bis yang membawa ke Pulo Gadung (atau ASMI) rupanya cukup jarang, sehingga saya baru bisa mendapatkannya setelah 20 menit menunggu. Di sini saya akan turun di halte Cempaka Timur untuk berganti jalur menuju Tanjung Priuk.

Jam 13:50 saya berada di halte Cempaka Mas 2, menunggu TransJakarta menuju Tanjung Priuk. Untuk menuju Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priok, saya akan turun di halte Walikota Jakarta Utara. Menurut peta, dari halte menuju Imigrasi masih ada jarak 1,6 KM.

Jarak tersebut separuhnya, rupanya, adalah jarak yang harus dilalui dari halte untuk naik kemudian turun ke sisi seberang. Jam 14:10 saya sudah sampai di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priok.

Mengisi Formulir

Langkah pertama adalah ke basement parkir untuk mengisi formulir paspor. Formulir ini harus diisi oleh pengaju paspor baru, perpanjangan, dan penggantian. Di fase ini, petugas akan meminta fotokopi akte kelahiran, ktp, paspor lama, dan kartu keluarga. Pastikan kita siap dengan hal ini.

Langkah berikutnya adalah mengisi formulir. Formulir ini diisi manual, dan Imigrasi tidak menyediakan bolpen. So, ini juga harus dipersiapkan. Saya tidak membawa bolpen dan harus meminjam ibu-ibu sehabis mereka mengisi.

Ada dua lembar formulir. Formulir pertama berisi biodata dan tanda-tangan permohonan. Formulir kedua, untuk yang memperpanjang, berupa permohonan untuk mengembalikan paspor lama.

Setelah diisi, kita akan diberi map kuning untuk selanjutnya dibawa ke tempat foto dan wawancara di lantai 2.

Foto dan Wawancara

Di ruang foto dan wawancara, prosedur resminya adalah mengambil nomor antrian dari mesin di depan ruang. Namun, di lapangan, kita langsung masuk dan menyerahkan map kuning dan berkas ke petugas. Mereka akan screening kedua.

Untuk pemohon antrian online, petugas akan cek apakah benar kita masuk dalam kuota pengurusan jam yang benar. Bila sudah benar, maka kita akan mendapatkan nomor antrian. A untuk antrian online. B untuk walk in. Map dikembalikan dan nomor antrian dipasang pada map.

Berikutnya, kita menunggu antrian sesuai nomor untuk dipanggil ke loket yang ditentukan. Sesi pertama adalah periksa ulang berkas, pastikan Anda membawa dokumen asli (meski kasus saya tidak diperiksa, tetapi orang sebelum saya ditanyakan). Kemudian sekaligus ada wawancara dengan petugas. Biasanya ditanya apa motivasi buat paspor. Untuk yang akan memperpanjang, dan sudah ada beberapa cap, sesi ini tidak terlalu panjang. Tinggal sebut saja beberapa wilayah yang ada rencana atau ingin Anda kunjungi selanjutnya.

Usai wawancara, kita langsung menuju bilik foto untuk pengambilan biometri (wajah dan jari). Siapkan pose terbaik, karena wajah Anda akan dilihat berbagai orang dengan kebangsaan berbeda untuk dinilai. Random check bandara sangat bergantung pada foto Anda. Hehehehe.

Jenis Paspor

Selesai proses, kita akan diberi lembar pembayaran yang berisi nomor kode khusus. Paspor baru akan diproses setelah kita membayar. Pembayaran bisa menggunakan ATM (apa saja), setoran ke bank (BNI), atau mobile banking (saat ini baru bisa BNI).

Pembayaran menggunakan ATM BCA (seperti saya) bisa memasukkan kartu, PIN, dan memilih menu Transaksi Lainnya. Pilih Pembayaran. Pilih MPN/Pajak. Pilih Penerimaan Negara. Masukkan kode khususnya.

Oh ya, kita akan diminta memilih jenis paspor yang akan dicetak. Ini berpengaruh pada harga. Paspor yang dirilis ada dua jenis, yaitu paspor dengan chip elektronik (sering disebut paspor elektronik), dan paspor biasa. Ketebalan paspor juga beda, ada yang 48 halaman, ada juga yang 24 halaman.

Benefit paspor elektronik adalah disediakan chip yang menyimpan informasi Anda. Sehingga, untuk aplikasi visa atau pendataan bisa lebih cepat. Beberapa negara menerapkan kebijakan visa on arrival untuk pemegang paspor elektronik. Selain itu, pemegang paspor elektronik juga bisa menggunakan autogate di bandara dibanding harus melalui petugas imigrasi.

So, sesuaikan saja dengan kebutuhan. Apabila Anda frequent traveler, sering bepergian ke luar negeri (terutama Jepang), mungkin paspor elektronik paling sesuai. Juga ketebalannya, supaya tidak cepat habis bisa menggunakan yang 48 halaman. Harga paket ini, yang termahal, adalah Rp 655.000.

Opsi lain, bisa menggunakan paspor bisa yang berharga setengahnya. Untuk yang 48 halaman, Anda akan dikenai biaya Rp 355.000. Kalau jarang bepergian ke luar, Anda bisa mencari opsi termurah, yaitu paspor biasa 24 halaman seharga Rp 155.000.

Tidak semua Kantor Imigrasi menyediakan layanan paspor lengkap. Di Kantor Imigrasi Tanjung Priok, hanya ada dua versi paspor, biasa dan elektronik, semuanya 48 halaman. Paspor elektronik juga tidak tersedia di semua Kantor Imigrasi.

Setelah menentukan jenis paspor, kita wajib membayar biaya yang ditentukan. Lama pengurusan paspor di tiap Kantor Imigrasi juga berbeda-beda. Istri saya mengurus di Kantor Imigrasi Serang yang selesai sesuai standar 3 hari kerja setelah pembayaran. Di Tanjung Priok, paspor baru selesai 7 hari kerja setelah pembayaran.

7 hari kerja sepertinya batas yang paling lama. Jadi, bila Anda berencana menggunakan nomor paspor untuk keperluan ke luar negeri dalam waktu dekat, perhitungkan waktu selesai paspor ini.

Pulang Menggunakan Kereta

Pengurusan selesai, tinggal membayar dan menunggu paspor jadi. Saya keluar dari Kantor Imigrasi pukul 16.00. Untuk jalur pulang, karena tidak kembali ke kantor, saya menggunakan KRL dari Stasiun Tanjung Priuk ke rumah di Tangerang Selatan.

Dari stasiun Priuk, saya akan turun di Kampung Bandan untuk menunggu kereta ke Tanah Abang. Dari sana, saya bisa langsung menuju rumah menggunakan jalur Tanah Abang - Serpong. Tips sedikit, apabila menggunakan kereta untuk menuju Tanah Abang, masuk ke gerbong depan di Stasiun Priuk. Empat gerbong belakang tidak mendapatkan jalur peron di Stasiun Kampung Bandan, sehingga Anda harus bergeser ke depan.

Stasiun Priuk berjarak sekitar 3 km dari Kantor Imigrasi. Saya menggunakan Go-Jek untuk menuju bangunan cagar budaya yang berbatasan langsung dengan pintu masuk pelabuhan terbesar di Indonesia.

Urusan saya telah selesai, total biaya transportasi yang saya keluarkan adalah 3.500 (Trans-Jakarta dari Menara Kompas hingga Tanjung Priuk), 4.000 untuk biaya Go-Jek, serta 5.000 untuk biaya KRL (Tanjung Priuk ke Jurangmangu, Tangerang Selatan). Total hingga Tangsel, biaya transportasinya hanya 12.500. Iseng, saya simulaskan menggunakan GoCar, saya harus membayar hampir 275.000 pulang pergi.

Biaya transport tersebut tentunya akan diulang pada waktunya nanti saya mengambil paspor ke Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priok. Opsi ini tampak menjadi opsi terbaik untuk menikmati hasil pembangunan. Menggunakan transportasi publik, serta mengurus sendiri birokrasi. Kemudahan di dalamnya adalah segala indikasi kemajuan yang kita dapatkan.

Mengambil Paspor

Senin (8/4), atau 7 hari kerja setelah mengurus paspor, saya kembali ke Tanjung Priuk untuk mengambil paspor. Pengambilan paspor dilayani di loket yang letaknya sama dengan kita meminta berkas permohonan wawancara pertama kali, yaitu di basement. Di sana, kita hanya menyerahkan surat dan bukti bayar. Bagi yang akan mengambil milik keluarganya, disarankan untuk juga membawa kartu keluarga. Bawalah surat kuasa dan KTP asli untuk yang akan mengambil milik orang lain.

Paspor saya sudah jadi, tercetak paspor dirilis tanggal 1 April 2019. So, sampai jumpa dengan posting serupa di 2023 nanti.

Related

urban living 1939098782618643150

Posting Komentar Default Comments

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item