Blast from the Past (JRL Note)

Dulu sekali saya pernah post tulisan tentang album-album yang membentuk fondasi musik saya. Di antara selintas, ada juga beberapa album ...



Dulu sekali saya pernah post tulisan tentang album-album yang membentuk fondasi musik saya. Di antara selintas, ada juga beberapa album yang semalam terlintas di memori, bersamaan dengan saya menghadiri Java Rockin' Land hari kedua dengan headliner God Bless, Ed Kowalczyk, dan The Cranberries. Ketiganya punya tempat spesial.

God Bless yang membuka performa main stage di jam 18.00 WIB langsung menyapa dengan "Bla Bla Bla". Lagu kedua "Menjilat Matahari"-lah yang mulai masuk secara personal pada diri saya. Ini adalah salah satu lagu yang acap saya putar di usia sekolah dasar. Di usia ini pula saya memiliki kaset favorit pertama kalinya dalam wujud album Semut Hitam milik God Bless. Kebetulan Kehidupan, Rumah Kita, dan Semut Hitam sendiri mendapat jatah penampilan malam itu.

God Bless adalah band epik dari Indonesia yang layak mendapat tempat lebih. Mestinya ada banyak musisi lokal yang mulai meng-cover mereka sebagai bentuk tributasi. Di sini, cover songs praktis untuk tujuan dagang. Dulu, masa festival musik marak, God Bless termasuk lestari karena menjadi panutan yang muncul dalam bentuk "kategori lagu wajib festival" (you all festival-hunter must recalled this).

LIVE
Tahun 1994, ketika God Bless meredup, saya mendapatkan "pencerahan" dari sisi lain. Kakak saya membuat mixtape beberapa lagu 90-an. Fase terpentingnya, ini mengantarkan saya ke Pearl Jam yang mendominasi mixtape. Bagian lain dari mixtape adalah 2 lagu dari album Throwing Copper milik band Live. I Alone dan Selling the Drama. Semenjak saat itulah saya mengikuti kiprah mereka sampai ke album Secret Samadhi.

Di Woodstock 1994 dan 1999, Live menyita perhatian dengan stage act keren, terutama melalui frontman mereka Ed Kowalczyk, yang sekaligus penulis lagu utama band asal Philadelphia tersebut. Ironisnya, tahun 2009, Ed hengkang dari Live dan melanjutkan karir solo dengan menelurkan album Christian Rock. Ini sedikit ironis manakala lagu-lagu Live banyak bercerita tentang spiritualisme yang bebas-agama.

Bagian dari tur solonya mendaratkan Ed Kowalczyk di Java Rockin' Land semalam. Ia tidak lagi ditemani 3 partner yang bersama dirinya membentuk Live. Namun Live 85% adalah dirinya, sehingga tanpa kesulitan ia melibas lagu-lagu Live yang dikombo bersama karya solonya.

Stage act-nya masih prima, dengan lincah menyapa dan mengajak penonton - yang tak terlalu fasih - bernyanyi bersama. 15 lagu ia bawakan, termasuk favorit saya The Beauty of Gray, dan tentunya nomor-nomor legenda seperti katalog Throwing Copper, Dolphin's Cry, Heaven, dan Dance With You.

THE CRANBERRIES
Medio 90-an juga perkenalan saya dengan band Irlandia, The Cranberries. Giliran kakak perempuan saya yang mengenalkannya ketika ia membuat band Dead Flowers yang banyak meng-cover Dolores O'Riordan dkk. Saya beruntung masih sempat catch up dengan update karir mereka sendiri sampai era kuliah. Dimulai dari rilis album Bury the Hatchett dan berlanjut Wake Up and Smell the Coffee. Tapi album favorit saya adalah To the Faithful Departed.

Setlist The Cranberries semalam adalah rangkuman diskografi. Hampir tak ada hits yang absen, tentunya memuaskan penonton. Animal Instinct, Linger, Ode to My Family, Just My Imagination, dan Zombie mendapat sambutan paling hangat. Saya juga sangat senang melihat mereka membawakan Waltzing Back dan Ridiculous Thoughts yang akan mengekspose kemampuan Fergal Lawler, drummer mereka. Fergal merupakan satu diantara lima drummer favorit saya disamping John Bonham, Neil Peart, Jack Irons, dan Barett Martin. Meski di band yang bermain musik simple, namun bersama suara Dolores sejatinya ia adalah core dari The Cranberries.

Hits yang mungkin terlewat hanya When You're Gone, namun overall 18 lagu (termasuk dua lagu baru mereka yang keren) pastilah membuat semua yang menonton - didominasi kaum hawa - melebarkan pipi bahagia.

Flashback yang menarik bila mengaca pada ketiganya memiliki sejarah khusus dalam khasanah musik saya. Dan lebih mengherankan ketika semuanya terjadi pada tahun 2011, alias terlewat hampir dua dekade semenjak booming-nya. Pertanda apakah ini?

Saya hanya berharap ada revival kualitas musik setara dengan dua dekade lampau. Atau biarkan mereka saja yang mengisi mainstream musik dunia. Termasuk God Bless di Indonesia yang menendang keras band-band baru di scene lokal kita.

On a side note, patut disimak juga kiprah Konspirasi yang saya tonton di panggung Tebs. Mereka band yang baru terbentuk, namun para pemainnya merupakan veteran scene musik berkualitas. Ada Che (Cupumanik), Romy Sophiaan, Edwin (Cokelat), dan Marcell (Puppen). Album mereka akan rilis Oktober, dan lagu "Melacak Jejak Purba" adalah salah satu milestone yang saya saksikan kemarin sore.

Foto: VIVA News/Muhammad Solihin

Related

The Cranberries 4926332164901655907

Posting Komentar Default Comments

2 komentar

iPul dg.Gassing mengatakan...

anjrittt..!!
rasanya pasti seneng banget tuh..blast from the past datang pada waktu yang bersamaan..

Helman Taofani mengatakan...

Wuih iya. Sekarang target realistis tinggal 8 konser lagi yang harus ditonton sebelum saya cukup berbahagia dengan keadaan dunia.

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item