Zeke for All

Sebagai orang yang awam tentang dunia zombie, nor following Walking Dead series , saya hanya mengenal perilaku para undead lewat Shaun ...


Sebagai orang yang awam tentang dunia zombie, nor following Walking Dead series, saya hanya mengenal perilaku para undead lewat Shaun of the Dead. I even declare myself not a fan of horror film. Tetapi jelas saya mengikuti film-film Brad Pitt. Dan sampai 2012 rasanya film Brad Pitt yang menyentuh ranah horror dan makhluk supranatural hanyalah Interview with the Vampire tahun 1994 silam.


Kabar Brad Pitt bermain di World War Z sudah beredar semenjak lima tahun silam. Bukan hanya bermain, beritanya sudah muncul ketika Plan B, rumah produksi yang dimiliki Pitt, memenangkan bidding untuk mengadaptasi novel karya Max Brooks, mengalahkan Appian Way (rumah produksi milik Leonardo Di Caprio). So, dasar adaptasinya pasti mempunyai elemen lebih dibandingkan literatur zombie lainnya. Tetapi tetap saja, ranah film zombie adalah wilayah horor yang tidak saya sentuh.

Di banyak film, zombie mulai meninggalkan basis supranatural seperti yang membesarkannya (film-film George Romero). Resident Evil dan sejenisnya mulai membahas zombie dengan sentuhan sci-fi, biasanya berupa virus. Dan memang inilah yang membawa dimensi baru bagi film bertema zombie, termasusk World War Z.

Di versi novel, World War Z berbicara outbreak dalam skala global sebenar-benarnya. Tidak hanya wilayah tertentu, melainkan seluruh dunia terjangkit wabah zombie. Itu tentu agak sulit untuk divisualisasikan tetapi Plan B pernah mengangkat naskah yang unfilmable dalam diri Moneyball, kisah sukses metode statistik dalam olahraga. So, tentu mereka sudah punya formulanya.

Senjata yang dipakai World War Z masih tetap sama dengan Moneyball, dengan memberi tautan hubungan keluarga. Scope cerita dipersempit menjadi petualangan Gerry Lane (Pitt), eks officer PBB yang kini menjadi salah satu harapan manusia untuk mengatasi outbreak yang mengglobal. Untuk mewujudkan scene worldwide, setting berpindah dari Amerika, Korea, Israel, dan Wales. Dengan jangkarnya adalah keluarga Lane di atas kapal pengungsi. Hubungan keluarga ini tentu mirip dengan alur ayah-anak di Moneyball. Cherry on top that OK if you're not gonna eat it anyway.

World War Z di beberapa sisi mirip dengan post/apocalyptic flick dengan sorotan pada kepanikan, sisi bencana kolosal, dan juga upaya survival. Hebatnya, sebagai cabang dari film zombie, unsur ketegangan ala film horor masih tetap eksis - tanpa adegan-adegan bodoh nan klise. You'll get the thrill and suspense.

SPOILER
Sebagai contoh, ketika berjalan di gedung kosong dengan potensi zombie, karakternya tetap menyalakan lampu supaya terang. It is logic to see where the beast are rather than walking in fear and suddenly they crept from darkness. Also there's no space for making out while you're under terror of the undead.
SPOILER END

Situs yang hobi membahas film horor (esp Zombie) macam Dread Central mengangkat topi untuk World War Z. Banyak scene yang tetap memperlihatkan dahsyatnya zeke (sebutan zombie) outbreak, especially when they are swarming. Seperti halnya yang ditekankan dalam film Shaun of the Dead, zombie itu tolol ketika sendiri, dan meneror ketika bergerak dalam jumlah banyak. True.

Mungkin yang kurang - bagi penggemar zombie - adalah sisi gory atau adegan sadistis. Film yang disutradarai Marc Foster ini mempertahankan rating PG-13, tetapi hal itu rasanya tak banyak mengganggu aspek realisme yang coba diangkat. Layaknya novel World War Z, versi filmnyapun memberi dimensi baru bagi kasanah tema zombie.

World War Z sepertinya bisa menjadi meja yang hangat untuk menyatukan penggemar film multi-genre. Mengutip kata Time, ini mungkin kejadian pertama di mana sebuah film zombie memiliki Best-Picture-quality.

Related

zombie 2412914933857858366

Posting Komentar Default Comments

2 komentar

deewardani mengatakan...

Dilema gue soal film ini adalah:
1. I'm not a fan of any zombie movies
2. I never miss out on any of Pitt's movie

Dari pertama denger soal film ini hasrat pengen nontonnya agak 50-50 sih, tapi reviewnya lumayan bikin "gatel" juga pengen nonton. Masuk "must-watch list" deh ini film. Semoga masih bisa nonton minggu ini...

Helman Taofani mengatakan...

Lha we share the same concern. Tapi ini ngga sejenis dengan film zombie biasanya.

Follow Me

-

Ads

Popular

Arsip Blog

Ads

Translate

item